Tangguh Pamungkas
Rabu, 13 Januari 2016
Rabu, 06 Januari 2016
FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN
Dosen
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal :
Kamis, 31 Desember 2015
Tempat :
Ruang D07.209
Waktu :
Pukul 09.00-11.15 WIB
Perkuliahan ini adalah bentuk dari tambahan pertemuan
karena pertemuan sebelumnya yang kadang kosong. Pada pertemuan yang terakhir
ini kami teman sekelas sepakat untuk mengenakan dresscode orange dan hijau yang identik dengan blog Bapak Marsigit J kuliah ini
diawali dengan menuliskan pertanyaan di selembar kertas yang nantinya akan
dibacakan oleh beliau dan dapat menjadi bahan perbincangan kita semua.
Pertanyaan saya waktu itu yaitu “Bagaimanakah
menjadi guru yag sutainable?”, meskipun belum sempat dijawab namun tak apa.
Ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan dari beberapa teman seperti:
Septi bertanya,
“Bagaimana cara mengkomunikasikan materi yang bersifat abstrak kepada siswa?”
Prof. Marsigit menjawab:
Adapun metode atau cara mengajarkan sesuai dengan ruang
dan waktu. Hal yang dimaksudkan yaitu matematika untuk siswa usia dini, SD, SMP,
SD, SMA atau perguruan tinggi jelaslah berbeda karena daya nalar dan loginya
bervariasi. Semakin tinggi jenjang semakin abstrak suatu ilmu matematika itu. Selain
itu, dalam pembelajaran perlu memperhatikan Learning
Trajectory (LT). Metode mengkomunikasikann materi yang bersifat abstrak
kepada siswa caranya dengan memancing dengan stimulus dan memberdayakan siswa. sehingga dalam
pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi, inisiasi, dsb
Hernestri bertanya “Apakah mencari identitas juga
termasuk berfilsafat?”
Prof. Marsigit menjawab:
Orang yang mencari identitas belum tentu dikatakan
berfilsafat. Karena berfilsafat itu adalah kegiatan berpikir yang terjadi
secara sadar dalam diri seseorang. Sedangkan orang yang mencari identitas itu
bisa terjadi secara sadar maupun tidak. Bisa saja, sekarang ini kita secara
tidak sadar sedang mencari identitas. Maka ketika mencari identitas tersebut,
sebagian orang tidak bisa mengungkapkan terkait identittas dirinya sendiri.
Tyas bertanya “Metode
pembelajaran yang seperti apa yang tidak mengandung perbudakan kepada siswa?”
Prof. Marsigit menjawab:
Metode pembelajaran yang tidak mengandung perbudakan yaitu
metode pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk beraktivitas. Selain
itu guru mampu memfasilitasi kebutuhan siswa sehingga termotivasi untuk
belajar. Memang pada era ini, metode yang sesuai yaitu pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered).
Siswa akan terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan mengekslopr
apa yang dimilikinya tanpa kekangan.
Diyah bertanya “Apa yang
dimaksud PARALOGOS dan ANTINOMY?”
Prof. Marsigit menjawab:
Istilah antinomy pertama diperkenalkan oleh tokoh Immanuel
Kant yang artinya suatu kesalahan para dewa. Sedangakan para daksa tidak
mengetahui kesalahan tersebut. Hal ini dimisalkan guru di kelas yang melakukan
kesalahan atau keliru dalam mengajarkan
siswa konsep materi matematika, dan siswa tidak mengetahui kesalahan tersebut
lagipula siswa yang masih kecil itu masih awam.
Deary bertanya “Apakah
filsafat juga merupakan ilmu agama?
Prof. Marsigit menjawab:
Dalam beragama identik dengan mengatasi, membimbing,
serta mengarahkan hal-hal yang berkaitan dengan dunia dan akhirat. Sedangkan
ilmu filsafat merupakan pemikiran manusia yang tertata dengan sintaks benar.
Manusia itu memiliki pegetahuan yang terbatas dan begitu juga dengan filsafat
yang mungkin tidak bisa mencapai hal yang berbau agama. Segala yang ada di
dunia ini itu bersifat relatif, dan yang absolute merupakan segala hal yag
berkaitan dengan urusan agama atau urusan kepada postulat ALLAH. Di agama
islam, dalam urusan pernikahan memang haruslah seiman, maksudnya antara suami
dengan istri beragama islam semua. Karena dengan begitu akan terasa harmonis
dan sesuai tuntunan. Hal ini tidak akan membuat kecanggungan antara keduanya
yang palah terjadi akan menjadi semakin rekat. Berbeda dengan mereka yang cinta
menikah tetapi beda. Ini akan menjadi rumit.
Sekilas tentang POWER NOW
Dosen
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal : Rabu, 11 November 2015
Tempat : Ruang PPG 1
Waktu : Pukul
12.40-15.20 WIB
Perkuliahan filsafat pendidikan matematika kali ini tidak
diawali dengan tes jawab singkat namun dibersamai oleh 4 orang mahasiswa S3
yang sedang melakukan observasi pembelajaran. Prof. Marsigit memberikan materi
mengenai Peradaban Dunia. Berikut pemaparan beliau mengenai apa yang telah
berkembang dalam peradaban sekarang ini:
Filsafat bersumber yang ada didunia ini dan alam semesta.
Dengan akal pikiran kita mampu menjelajahi dunia se-antero jagad. Kita ketahui
bahwa objek kajian filsafat yaitu seluruh dan semua yang ADA dan MUNGKIN ADA.
Manusia memiliki keterbatasan dan tidak mampu menyebutkan sifat dari apa yang
ada dan mungkin ada tersebut. Semua
sifat itu semilyar pangkat semilyar belum selesai disebutkan. Oleh karena itu manusia
melakukan reduksi. Maka dapat
dikatakan bahwa sebenar-benar manusia adalah reduksionis. Dalam hal ini, reduksi adalah memilih sifat yang
memang bisa diketahui. Sifat tersebut dipilih sesuai dengan tujuan dan jalan ke
depan. Membangun pikiran kita itu berarti membangun dunia kita sendiri.
Dalam keseharian kita selalu melakukan aktivitas tentunya
dibarengi dengan bersosialisasi dan berinteraksi. Tentunya dalam berinteraksi
dapat berjalan statis ataupun dinamis. Seperti suasana kelas ini yang dinamis (ujar
Pak Marsigit). Kitapun bersorak dan memang benar bahwa P Mat 12 termasuk kelas
yang unik, aktif dan menyenangkan. Kita mampu memberikan contoh hal yang statis
yaitu seperti lahir, mati, dewasa, tua, merupakan
ketentuan ALLAH. Sedangkan yang bersifat dinamis yaitu diriku, yang belum selesai
aku definisikan diriku yang tadi dan sekarang telah berubah menjadi diriku yang
baru.
Kita erat dengan kehidupan nyata dan real adanya. Seorang
tokoh yaitu bernama Aristoteles yang membawa aliran filsafat realism atau
Aristotelesisme. Kebenarannya dalam pikiran agar ia bisa menjadi ilmu adalah konsisten/koheren. Filsafatnya adalah
koherentisme. Kekonsistenan atau koherennya itu berlaku karena terdapat hokum
identitas, yaitu I = I. Pikiran itu
terkait dengan ruang dan waktu.
Immanuel Kant. Beliau memadukan antara dua argumen yaitu
dari hasil analisis R. Descartes dan D. Hume. R, Descartes
berargumen bahwa tiadalah ilmu jika berdasarkan rasio (rasionalisme) sedangkan
oleh D. Hume ditentang bahwa tiadalah ilmu jika tidak berdasarkan pengalaman
(filsafat empirisism) yang kemudian Immanuel Kant masukan ke dalam sebuah buku CPR (Critique of Pure Reason) pada tahun
1671. Immanuel Kant telah menulis buku CPR (Critique of Pure Reason) sebenarnya
beliau telah menganalisis dari pertentangan dua dunia antara R. Descartes dan
D. Hume maka dari itu terciptanya pembelajaran saintifik. Pembelajaran ini
sangat baik digunakan karena mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam
melakukan kegiatan. Misalnya dalam menemukan konsep yang sebelumnya harus
mencoba kegiatan hingga akhirnya diperoleh rumus itu. Dari uraian tersebut,
maka diambil yang bawah sintetiknya dan yang atas yaitu a priorinya. Maka
inilah sebenar-benar ilmu menurut Immanuel Kant, yaitu yang bersifat sintetik a
priori. A PRIORI dipikirkan dan SINTETIK dicoba. Maka lahirlah metode
Saintifik. Maka berfilsafat adalah pikirkan pengalamanmu dan terapkan pikiranmu.
Suatu ketika munculah permasalahan filsafat, yaitu jika
sesuatu didalam pikiran untuk menjelaskan kepada orang lain dan jika diluar
bagaimana cara untuk umemahaminya. Seorang manusia mampu membuktikannya yaitu
bernama Socrates. Beliau mencoba
memahami semua yang ada dan mungkin ada tak satupun yang ia ketahui. Maka
Socrates mengatakan sebenar-benar diriku adalah tidak mengetahui apapun hampa
dan kosong. Pada akhirnya sekitar tahun 1800an seorang tokoh yaitu Augguste Compte muncul dan mengenalkan istilah BENDUNGAN COMPTE
yang mengatakan bahwa untuk membangun dunia, tidaklah perlu filsafat dan agama
namun menggunakan metode positif atau saintifik. Hal yang demikian disebut
dengan fenomena Compte. Menurutnya,
dilihat dari makro dan mikro, untuk membangun dunia ia lebih memilih dunianya
daripada akhiratnya. Contoh konkritnya adalah seseorang yang memiliki handphone
baru, kemudian ia lalai dalam sholatnya, maka dikatakan bahwa ia telah terkena
fenomena Compte.
KONTRADIKSI dan IDENTITAS
Dosen
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal : Rabu,
2 Desember 2015
Tempat : Ruang PPG 1
Waktu : Pukul 12.40-15.20 WIB
Seperti biasa, pada perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika kali ini diberlangsungkan
tes jawab singkat yang terakhir kalinya. Tidak seperti biasa yang awalnya
terdiri dari 50 butir soal namun kali ini sejumlah 71 butir soal. Menjadi sangat
mengagetkan ketika semua pertanyaan dan jawaban sudah selesai. Perintah beliau
untuk mencoret semua jawaban dari nomer 1 hingga nomer 71. Hal ini menjadi
berarti bahwa jawaban kita salah semua (0). Mungkin yang dimaksud beliau janganlah kita bersombong ria karena
kita hanya manusia yang memiliki keterbatasan. Dalam berfilsafat tidaklah cukup
hanya dengan tes jawab singkat, karena belajar filsafat itu butuh proses dengan
mengkaji berbagai sumber pemaparan.
Berdasarkan tes jawab singkat tadi diperoleh bahwa ada
dua hal yaitu kontradiksi dan identitas yang saling berkaitan. Seperti contoh Kontradiksi yaitu gelapnya terang, Realisnya
ideal, Tetapnya perubahan. Sedangkan contoh dari Identitas yaitu Tetapnya tetap, berubahnya berubah, Identitasnya
identitas, Kontradiksinya kontradiksi, dan Harmoninya harmoni. Kegiatan
selanjutnya yaitu menanyakan materi dari tes jawab singkat dengan kajian sebagai
berikut.
KONTRADIKSI:
Awalnya akhir dan akhirnya awal
Awal dan akhir yaitu semua yang ada dan yang mungkin ada.
Awal dan akhir tidak dapat dipisahkan, awal bisa berada dalam akhir dan akhir
bisa berada dalam awal. Misalnya yaitu mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
awal. Awalnya akhir adalah ketika dosen menutup perkuliahan pertama tersebut. Sedangkan
akhirnya awal adalah ketika dosen membuka perkuliahan terakhir tersebut.
Bolehnya tidak boleh dan tidak bolehnya boleh
Segala sesuatu yang ada dan mungkin ada di dunia ini terkait
dengan ruang dan waktu. Seperti bolehnya tidak dan tidaknya boleh berelasi
dengan ruang dan waktunya sendiri-sendiri. Sebagai contoh: orang yang duduk di
jalan raya itu tidak boleh, tetapi orang yang duduk di jalan yang sedang
memperbaiki jalan itu boleh.
Disharmoninya harmoni dan harmoninya disharmoni
Disharmoninya
harmoni yaitu harmoni yang semu atau
setengah setengah. Seperti, seorang nenek
mengaku sehat padahal ia sedang sakit. Sedangkan Harmoninya disharmoni
adalah
suatu keadaan yang terlihat disharmoni, padahal harmoni. Misalnya,
pasutri yang berbicara dengan nada tinggi. Orang awam dan yang tidak
biasa mengatakan bahwa keduanya disharmoni.
Padahal kenyataannya mereka dalam keadaan harmoni. Hal tersebut mungkin
diakibatkan mereka dulunya tinggal di samping rel kereta api, sehingga
telah menjadi
kebiasaan mereka berbicara dengan nada tinggi.
IDENTITAS:
Harmoninya harmoni
Harmoni yaitu suatu keadaan yang sehat, selaras dan seimbang.
Seperti badan kita yang terdiri dari organ-organ yang bekerja bersinergi sesuai
dengan peran fungsinya. Hal ini yang menjadikan tubuh kita selalu sehat. Ibarat
dunia pendidikan akan harmoni ketika semua komponen yaitu antara siswa, guru,
pembelajaran, sarana dan prasarana harmoni.
Dewanya dewa
Dalam berfilsafat terdapat kondisi dimana ayam yang
merupakan dewanya cacing ataupun saya dewanya dari adiku. Dewa bersifat
referensial diartikan dengan orang yang berkuasa, misalnya adalah guru atau dosen.
Guru atau dosen memiliki pangkat atau jabatan yang bervariasi, maka dewanya
dewa bagi guru/ dosen yaitu guru/dosen yang pangkat atau jabatannya lebih
tinggi.
MENEMBUS RUANG DAN WAKTU
Dosen
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal : Rabu, 4 November 2015
Tempat : Ruang PPG 1
Waktu : Pukul
12.40-15.20 WIB
Sudah menjadi hal rutin di mata kuliah filsafat yang dimulai dengan
tes jawab singkat. Seperti biasa soal terdiri dari 50 butir yang kali ini
berhubungan dengan bagaimana menembus ruang dan waktu.
Memang setiap berakhirnya tes jawab singkat selalu
dikoreksi di tempat. Sudah menjadi hal yang wajar ketika kita mendapat nilai 0.
Sebenarnya arti nol itu juga penting dimana kita harus bisa berusaha lebih baik
lagi dan sebaliknya jika kita mendapat nilai yang sangat tinggi maka waspadalah
karena itu sebuah godaan yang nantinya mungkin akan membawa kepada kesombongan.
Seperti biasa setelah kita rampung tes jawab singkat kita
diberi kesempatan untuk bertanya melalui pendapat kita di kertas yang kemusian
akan dibacakan oleh beliau. Terdapat banyak pertanyaan dijawab Adapun
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh beberapa mahasiswa dan jawaban olediantaranya
sebagai berikut:
Elfrida bertanya “Bagaimana membangun filsafat pada seseorang yang sebelumnya
belum pernah mengenal filsafat? bagaimana mengenalkan filsafat pada seseorang
yang tidak menempuh kuliah atau yang tidak mendapatkan materi filsafat?”
Kita di masyarakat tidka ada kata terlambat untuk
belajar. Sesungguhnya belajar filsafat itu terletak pada pikiran kita.
Seseorang yang awam dan belum pernah sekalipun belajar filsafat memang bingung
namun sebenarnya filsafat itu juga ada di sekeliling kita dengan algoritma dan
sintaks yang urut. Seperti kita melakukan aktivitas, memasak, mandi, mencuci
dll. Yang nantinya akan melatih kita dalam berlogika, berpikir kritis dan
visioner.
Mu’ahid bertanya “Apa yang
dimaksud dengan SKEPTISISME?”
Dalam filsafat, terdapat sifat keragu-raguan yang dialami
manusia. Biasanya kita sebut dengan Skeptis, fenomena ini dialami oleh rene
Descartes, awal mula dia bermimpi dan mimpinya sangat nyata dan dia tidak bisa
membedakan antara mimpinya dan kenyataaan, kondisi Prancis di sana sedang musim
salju dan hanya terlihat putih menutupi semuanya. Sehingga konteksnya menjadi
homogen, berbeda dengan di Indonesia yang bervariasi. Dia ingin mencari
kepastian, karena da masih ragu-ragu. Semua yang dilihat tidak dapat dipercaya
termasuk Tuhan. Pada akhirnya dia menemukan Tuhan dengan belum mempercayai dulu
atau meragukannya. Menemukan bahwa aku
ini sedang bertanya, itu membuktikan bahwa aku itu ada, saya jika
berpikir maka saya ada.
Deary bertanya “Apakah yang dimaksud TRANSENDEN?”
Transenden merupakan suatu sifat yang ada di dimensi di
atasnya. Misalnya Ayam itu dewanya cacing maka sifat ayam transenden pada
cacing. Cacing tidak menyadari sifat ayam. Pada kehidupan, Pak Rektor
transenden bagi mahasiswa, begitu juga Dosen transenden bagi mahasiswa. Kita
mengetahui sedikit sifat dosen, tetapi dosen mengetahui banyak tentang
mahasiswa begitu jua pak Rektor.
Ilma bertanya “Adakah aturan dalam berfilsafat?”
Kita berfilsafat harus sesuai norma yang berlaku dan
prinsip yang dipegang. Kita selama ini belajar dan membahas mengenai filsafat.
Oleh karena tata cara berfilsafat tak berhingga banyaknya, maka kita bagaikan
anak ayam yang menginjak-injak lumbung padi.
Rita bertanya “Apa pentingnya calon pendidik untuk belajar
filsafat?”
Sebagai calon pendidik dan para pendidik haruslah
memiliki dasar dan fondasi untuk belajar filsafat. Karena dunianya siswa itu
adalah dunianya menjawab salah. Salah satu aliran filsafat yang penting
dipahami bagi calon pendidik adalah fallibisme. Dengan adanya filsafat
fallibism menyadarkan kita bahwa siswa menjawab salah itu adalah benar.
Dalam dunia filsafat, terdapat suatu istilah yaitu
Falibism yang artinya bahwa salah itu
benar. Hal ini yang menjadi pertanyaan, kok bisa? Hal ini di maksudkan ketika
dalam kehidupan di sekolah, terdapat siswa yang mendapat nilai ulangan harian
nol (0) karen salah menjawab semua pertanyaan guru. Ternyata bahwa dia salah
menjawab itu bener-bener salah. Kita ketahui bahwa dunia anak-anak tidak
terlepas dari dunianya menjawab salah. Jadi jangan sekali kali guru memarahi
siswanya sapa tahu gurunya tidak mengerti filsafat. Manfaat dari falibism untuk
tidak menyombongkan dirinya atas nilai itu.
Rima bertanya “Nilai kebenaran dalam filsafat itu ditentukan
dari mana?”
Nilai kebenaran dalam filsafat dapat ditentukan dari apa
yang ada dan mungkin ada dalam dimensi ruang dan waktu. Misalnya, kebenaran
diriku adalah subjektif, kebenaran kita adalah objektif, kebenaran didalam
pikiran adalah ideal, kebenaran kapital adalah modal, kebenaran utilitarian
adalah asas manfaat, kebenaran spiritual adalah firman Tuhan, dan lain
sebagainya.
Anggara bertanya “Apakah filsafatnya dari bilangan 0 (nol)?”
Filsafat dari nol yaitu identik dengan nihilism, yang
artinya ketiadaan atau hampa. Pada akhirnya manusia itu mengalami ketiadaan
(hampa). Nihilsm berarti suatu ketiadaan atau kehampaan. Sebenar benarnya
manusia itu hampa atau ketiadaan agar hidup mereka bahagia. Erat kaitannya
dengan masalah agama, pada agama ada beberapa ketentuan yaitu Tiada nafsu,
tiada amarah, tiada cita-cita hingga mereka bisa naik dan terbang ke nirwana.
Kita lihat bahwa angka nol itu tidak terputus dan akan selalu terhubung, itu
yang menandai suatu kesempurnaan.
Winda bertanya, “Apakah yang dimaksud TELEOLOGY dalam ruang
dan waktu?”
Immanuel Kant membahas mengenai masa depan atau pikiran
yang visioner dalam bukunya yang berjudul “TELEOLOGY”. Diperoleh poin bahwa masa
depan dapat diproyeksikan dari zaman sekarang.
Tangguh (saya sendiri) bertanya “Apa hubungan antara filsafat dengan Tuhan?”
Pada hakikatnya, filsafat adalah pikiran dalam kepala dan
adanya agama adalah hati. belum semuanya yang ada di dunia ini bisa selesai
untuk didefinisikan. Misalnya definisi cinta dari suami kepada istrinya. Sehebat-hebat
pikiran manusia tidak akan mampu mengetahui relung-relung hatinya.
Setinggi-tinggi manusia tidak akan mampu mengetahui takdir tuhan. Dunia ini
berstruktur dan bersinergis, maka janganlah kita menyombongkan diri untuk
mengetahui segalah rahasia tuhan.
Bersembunyi Dibalik Ketersiratan
Dosen:
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal : Rabu, 21 Oktober 2015
Tempat : Ruang PPG 1
Waktu : Pukul 12.40-15.20 WIB
KULIAH PERTAMA FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
Dosen:
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal : Rabu, 16 September 2015
Tempat : Ruang PPG 1
Waktu : Pukul 12.40-15.20 WIB
Mengenal Filsafat dengan Analogi
Dipandang dari filsafat umumnya yaitu juga banyak,
seperti filsafat pendidikan , filsafat seni, filsafat budaya dll. Sedangkan
dipandang dari segi pendidikan, filsafat ada beraneka ragam, dari filsafat
pendidikan matematika, filsafat pendidikan biologi, filsafat pendidikan,
filsafat pendidikan olahraga, filsafat pendidikan kelautan dsb. Filsafat utara
mengkaji mengenai negara industri sedangkan filsafat selatan mengenai negara
berkembang.
Materi pertama pada kuliah pertama filsafat pendidikan
matematika yaitu tentang “ yang ada dan yang
mungkin ada”. Memang bahasan dalam filsafat hanya sebatas yang ada dan yang mungkin ada.
Banyak sekali yang kita ketahui dan ada seperti komputer,
sepda motor, buku, onde-onde, juga sebaliknya masih banyak lagi yang kita tidak
ketahui seperti panjang, pendek, cinta, jauh, dekat dll. Namun sebenarnya ada hal
yang berpotensi untuk kita ketahui yaitu kita sebut “ yang mungkin ada ”. Perlu diketahui bahwa praktik filsafat menggunakan
hal-hal yang ada di alam semesta ini. Jadi apapun bentuknya dapat menjadi media
untuk belajar. Misalnya mengetahui bagaimana proses dari yang mungkin ada
menjadi ada, Pak Marsigit memberi pertanyaan tanggal berapa cucunya lahir. Pada
kondisi ini memang masih belum diketahui atau belum ada dipikiranmu. Setelah itu
sepertinya beliau akan memberitahui siapa nama cucunya, nah saat-saat ini lah
yang bisa kita sebut yang mungkin ada. Proses memberitahu nama cucu beliau
dianalogikan seperti orang menerima wahyu dari baginda raja. Wahyu dapat kita
artikan sebagai ilmu pengetahuan yang dapat kita peroleh kapan saja dan dimana
saja. Pada konteks praktik kali ini berarti kita akan mendapatkan wahyu tanggal
lahir cucunya Pak Marsigit. Adapun wahyunya yaitu “ 24 Desember 2011 ”. Jadi obyek filsafat membahas mengenai yang
ada dan yang mungkin ada.
Filsafat itu dipelajari dengan metode “prinsip hidup” dan menggunakan bahasa “analog“ yang derajatnya lebih tinggi
daripada kiasan.
Penilaian kuliah ada yang perlu ada yang cukup. Mengikuti
kuliah itu sebagai suatu yang “perlu”
sedangkan penilaian komen di blog adalah suatu yang “cukup”. Komen yang baik yaitu ketika beliau tertarik membacanya,
karena kreatif, melenceng, berbeda dll. Maka dari itu, dalam mengikuti
perkuliahan maupun mengumpulkan poin untuk komen harus didasari dengan hati
yang ikhlas dan bersyukur.
Langganan:
Postingan (Atom)