Rabu, 13 Januari 2016

Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika

1.      Jelaskan apa yang dimaksud Ontologi Matematika, dan berilah contohnya.
Jawab:

Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak (Bakhtiar , 2004). Menurut Suriasumantri (1985), ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Menurut (Marsigit, 2015 : 95) ontology matematika berusaha memahami keseluruhan dan kenyataan matematika, yaitu segala matematika yang mengada.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ontologi memiliki definisi yaitu ilmu kajian filsafat yang segala sesuatunya itu ada,  baik itu konkret (Nyata) maupun yang abstrak (logika pikir).
Contoh dari ontology matematika adalah  kajian tentang pernyataan apakah bilangan, bentuk geometri itu hanya tergantung pada pemikiran manusia. Hal ini dibahas dengan prinsip-prinsip onotology.

2.      Jelaskan apa yang dimaksud Epistemologi Matematika, dan berilah contohnya.
Jawab:

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Jadi epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan cara memperolehnya. Epistemologi disebut juga teori pengetahuan (Theory of Knowledge), yakni cabang filsafat yang membicarakan tentang cara memperoleh pengetahuan, hakekat pengetahuan, dan sumber pengetahuan. Dengan kata lain epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang menyoroti atau membahas tentang tata-cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan. Kata Epistemologi adalah pengetahuan kita yang mengetahui pengetahuan kita. Abbas Hammami Mintarejo memberikan pendapat bahwa epistemology adalah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu. (Surajiyo, 2008, hal. 25).
Epistemologi matematika merupakan suatu pengetahuan sistematis/terstruktur yang membahas tentang terjadinnya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan (Ilmiah) terhadap lingkup matematika.
Contoh dari Epistemologi Matematika adalah ilmu matematika itu sendiri dapat berupa bahasa matematika, teorema-teorema, rumus-rumus matematika, rumus  Phytagoras atau teorema-teorema lain yang ada dan berada dalam pikiran kita, yang dipengaruhi oleh pengalaman dan akal budi kita masing-masing.

3.      Jelaskan apa yang dimaksud Aksiologi Matematika, dan berilah contohnya.
Jawab:

Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi adalah “teori tentang nilai” (Amsal Bakhtiar, 2004: 162). Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Jujun S. Suriasumantri, 2000: 105).
Aksiologi matematika sendiri terdiri dari etika yang membahas aspek kebenaran, tanggungjawab dan peran matematika dalam kehidupan, dan estetika yang membahas mengenai keindahan matematika dan implikasinya pada kehidupan yang bisa mempengaruhi aspek-aspek lain terutama seni dan budaya dalam kehidupan.
Aksiologi Matematika yaitu nilai-nilai, ukuran-ukuran mana yang akan dipergunakan dalam seseorang mengembangkan ilmu. Aksiologi matematika itu sendiri terdiri dari etika yang membahas aspek kebenaran, tanggung jawab dan apa saja peran matematika dalam keseharian, dan estetika yang membahas mengenai keindahan matematika dan penerapannyadalam keseharian. Secara faktanya memang segala sesuatu ilmu di dunia ini tidak bisa lepas dari pengaruh matematika atau dengan kata lain ilmu matematiaka adalah dasar dari ilmu yang lain.
Contoh Aksiologi matematika yaitu ketika setiap orang mampu menajukan pendapat, persepsi dan pemikiran matematikanya sesuai dunia masing-masing, keindahan matematika dan fungsi matematika di kehidupan.

4.      Jelaskan apa yang dimaksud Ontologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawab:

Seperti yang telah diuraikan di jawaban soal nomor 1, Ontologi memiliki definisi yaitu ilmu kajian filsafat yang segala sesuatunya itu ada,  baik itu konkret (Nyata) maupun yang abstrak (logika pikir). Ontologi pendidikan matematika berusaha menerjemahkan pendidikan matematika melalui kenyataan yang ada pada pendidikan matematika. Walaupun begitu ontology pendidikan matematika tetap berusaha memahami idelaitas pendidikan matematika yang mengada.
Contoh Ontologi Pendidikan Matematika adalah menekankan pada proses belajar mengajar matematika harus juga diterapkan unsur pendidikan karakter yang dapat membentuk karakter anak/peserta didik sebagai individu yang berkepribadian baik.

5.    Jelaskan apa yang dimaksud Epistemologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawab:

Seperti yang diuraikan sebelumnya (jawaban dari soal nomor 2), epistimologi adalah segala sesuatu tentang metode, yang berkaitan dengan pertanyaan bagaimana. Artinya dalam pendidikan matematika ialah bagaimana cara memperoleh pengetahuan matematika. Bila ontology mempelajari hakekat atau makna maka epistemology merupakan caranya dan aksiologi merupakan norma mempelajarinya. 
Epistemologi pendidikan matematika merupakan cara mempelajarti hakekat dari pendidikan matematika. Dalam hal ini epistemology berperan untuk memberikan jalan bagi orang yang ingin mempelajari pendidikan matematika. Epistemologi memberikan batas-batas pada pendidikan matematika
Contoh dari Epistemologi pendidikan matematika sendiri berkaitan dengan aturan dari proses berjalannya pendidikan matematika.

6.      Jelaskan apa yang dimaksud Aksiologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawab:

Seperti yang diuraikan sebelumnya (jawaban dari soal nomor 3), bahwa aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh, dalam hal ini matematika. Pada intinya aksiologi menyoroti fakta bahwa pada proses belajar mengajar di sekolah tujuannya tidak hanya pada kuantitas pengetahuan yang diperoleh siswa melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan karena pengetahuan.
Dalam hal Pendidikan Matematika Aksiologi berusaha memberikan nilai dalam proses pembelajaran matematika. Seperti yang telah disampaikan pada nomor sebelumnya bahwa aksiologi merupakan nilai dalam proses mempelajari hakekat dari pendidikan matematika. Nilai moral di sini dapat dikaitkan dengan sopan santun dalam mempelajari pendidikan matematika. 
Contoh dari aksiologi pendidikan matematika merupakan proses mempelajari pendidikan matematika yang memperhatikan sopan santun dalam belajar.

7.      Jelaskan Hermenitika Matematika, dan berilah contohnya.
Jawab:

Kata “hermeneutika”, dalam bahasa Indonesianya yang kita kenal, secara etimologi berasal dari istilah Yunani, dari kata kerja hermeneuein, yang berarti “menafsirkan”, dan kata benda hermeneia, yang berarti “interpretasi”. Dengan demikian hermenetika secara lebih sederhana dapat dipahami sebagai istilah untuk menggambarkan proses menterjemahkan dan menterjemahkan. 
Selanjutnya hermenetika matematika merupakan proses menterjemahkan dan diterjemahkannya matematika. Di sini hermenetika menterjemahkan hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Filsafat berusaha memahami objek-objek abstrak yang ada di dalam matematika. Sebaliknya matematika juga berusaha diterjemahkan oleh filsafat. Proses menterjemahkan dan diterjemahkan ini terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan.
Dalam melakukan hermenitika kita tidak dapat lepas dari proses penyaringan (reduksi). Menurut Husserl, metode reduksi diberikan suatu fasilitas yang disebut epoche, dimana hal-hal yang direduksi tersebut masuk ke dalam epoche. Demikian juga dalam matematika. Karena matematika bersifat abstrak, maka dibutuhkan pereduksian dalam membelajarkannya. Reduksi ini dilakukan unuk memilih mana yang seharusnya diajarkan kepada siswa sesuai dengan tahapan kognitifnya.
Contoh Hermenitika matematika yaitu ilmu matematika lahir sejak dulu melewati abad demi abad dan pada akhirmnya tercipta suatu ilmu.

8.      Jelaskan Hermenitika Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawab: 

Hermenitika dalam pendidikan matematika adalah bagaimana cara memperkenalkan dan negajarkan matematika pada siswa. Dalam hal pembelajaran matematika, guru tidak mungkin memberikan pure mathematics pada siswa. Guru harus mengubah pure mathematics ke dalam bentuk school mathematics terlebih dahulu sebelum mengenalkannya pada siswa.
Dalam hal diterjemahkan pendidikan matematika memberikan fasilitas bagi filsafat dengan berbagai objek dan permasalahannya. Selain itu subjek dari pendidikan matematika juga menjadi bahan yang perlu diterjemahkan oleh filsafat. Subjek yang dimaksud disini adalah siswa. Di mana siswa memiliki berbagai karakter yang berbeda-beda. 
Contoh Hermenitika pendidikan matematika yaitu di sekolah siswa belajar dan bersosialisasi. 

9.      Jelaskan Phenomenologi Matematika, dan beri contohnya.
Jawab:

Menurut Littlejohn (2003 : 184) fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran atau cara memahami suatu objek atau peristiwa dengan mengalaminya secara sadar. Dengan demikian fenomenologi menuntut pengalaman langsung bagi penganutnya. Kesadaran menjadi ciri khas dari studi ini.
Dalam segi kehidupan fenomenologi juga berusaha memahami berbagai subjek dan objek termasuk manusia, baik itu sikap, pemikiran atau tingkah lakunya. Untuk dapat memahami arti tingkah laku seseorang, ahli fenomenologi berusaha memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain (Bogdan&Taylor, 1992 : 35-36). Fenomenologi memiliki kelogisan dalam memahami segala sesuatu. Kesimpulan yang ditarik berdasarkan prinsip kesadaran yang dianutnya. Hal ini menjadi sesuatu yang cocok dengan matematika, karena matematika merupakan ilmu yang membutuhkan kesadaran dalam memahaminya. 
Contoh dari Phenomenologi matematika adalah proses memahami objek matematika yang real dan proses belajar matematika melalui pengalaman melakukan.

10.  Jelaskan Phenomenologi Pendidikan Matematika, dan beri contohnya.
Jawab:

Phenomenologi merupakan suatu kajian mengenai pengetahuan yang berasal dari rasa sadar atau kesadaran dalam sebuah peristiwa. Hal yang mendasar dan harus ada yaitu kesadaran dan pengalaman kejadian.  Dari beberapa pendapat ahli dapat diperoleh kesimpulan bahwa membutuhkan kesadaran untuk menelaah objek. Identik dengan ilmu matematika yang tentunya membutuhkan nalar dan kondisi sadar untuk memahaminya.
Proses yang terjasi dalam pendidikan matematika jika ditelisik dengna phenomenologi ini sejatinya merupakan hasil pencapaian yang diperoleh dari pengalaman yang konkret.
Contoh dari Phenomenologi pendidikan matematika berkaitan dengan proses yang terjadi dalam pendidikan matematika.

SUMBER DAN DAFTAR PUSTAKA

Amsal, Bakhtiar. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anonim. 2012. www.academia.edu/.../Kajian_Epistemologi_Matematika_dan_Ilmu_ Alam diakses Tanggal 12Januari 2016 Pukul 11.13)

Atmini D. 2010. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR). (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ tmp/Makalah%20PMRI%202010.pdf  diakses Tanggal 12 Januari 2016 Pukul 22.10)

Bertens, K. 1981. Filsafat Barat dalam Abad XX. Jakarta : Gramedia
diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.30)

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Littlejohn, StephenW.2003. Theories of Human COmmunication. 7th edition. Belmont, USA: Thomson Learning Academic Resource Center.

Littlejohn, StephenW.2003. Theories of Human COmmunication. 7th edition. Belmont, USA :    

Mansur Hery & Damanhuri M, Hermeneutika, Teori Baru Mengenai Interpretasi, Yogyakarta: 

Marsigit, Ilham Rizkianto, dan Nila Mareta Murdiyani. 2015. Filsafat Matematika dan Praksis Pendidikan Matematika. Yogyakarta : UNY Press.

Marsigit. 2008. Epistemologi matematika. (http://marsigitphilosophy.blogspot.com/ 2008/12/epistemologi-matematika.html diakses Tanggal 12 Januari 2016 Pukul 22.42)

Marsigit. 2008. Falibism. (http://powermathematics.blogspot.co.id/2012/12/ fallibism.html diakses Tanggal 12 Januari 2016 Pukul 22.52)

Marsigit. 2008. Hermenitika Hidup. (http://powermathematics.blogspot.co.id/ 2013/04/hermeneutika-hidupoleh-marsigit.html diakses Tanggal 12 Januari 2016 Pukul 23.25)

Marsigit. 2008. Ontologi Saintifik. (http://powermathematics.blogspot.co.id/Ontologi Saintifik.html diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.10)

Marsigit. 2015. Filsafat Matematika dan Praksis Pendidikan Matemattika. Yogyakarta : UNY Press.

Marsigit. 2015. Filsafat Matematika dan Praksis Pendidikan Matematika. Yogyakarta: UNY Press

Oktavia, W. 2011. Filsafat Pendidikan Matematika. (http://woktavia.blogspot.co.id/

Palmer, Richard E., Interpratation Theory in Schleirmacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer, terj. 

Pustaka Pelajar, 2005.

Robert Bogdan & Steven J. Taylor. 1992. Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya : Usaha Nasional.

Surajiyo. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara.

Suriasumantri, Jujun.S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan

Thomson Learning Academic Resource Center.

Wikipedia. 2013. Aksiologi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologi  diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.10)

Wiramihardja. 2006. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung : PT Refika Aditama.

Zamroni, Mohammad. 2009.  Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologi.

Rabu, 06 Januari 2016

FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN

Dosen
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal      : Kamis,  31 Desember 2015
Tempat                     : Ruang D07.209
Waktu                       : Pukul 09.00-11.15 WIB
Perkuliahan ini adalah bentuk dari tambahan pertemuan karena pertemuan sebelumnya yang kadang kosong. Pada pertemuan yang terakhir ini kami teman sekelas sepakat untuk mengenakan dresscode orange dan hijau yang identik dengan blog Bapak Marsigit J kuliah ini diawali dengan menuliskan pertanyaan di selembar kertas yang nantinya akan dibacakan oleh beliau dan dapat menjadi bahan perbincangan kita semua. Pertanyaan saya waktu itu yaitu “Bagaimanakah menjadi guru yag sutainable?”, meskipun belum sempat dijawab namun tak apa. Ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan dari beberapa teman seperti:

Septi bertanya, “Bagaimana cara mengkomunikasikan materi yang bersifat abstrak kepada siswa?”
Prof. Marsigit menjawab:
Adapun metode atau cara mengajarkan sesuai dengan ruang dan waktu. Hal yang dimaksudkan yaitu matematika untuk siswa usia dini, SD, SMP, SD, SMA atau perguruan tinggi jelaslah berbeda karena daya nalar dan loginya bervariasi. Semakin tinggi jenjang semakin abstrak suatu ilmu matematika itu. Selain itu, dalam pembelajaran perlu memperhatikan Learning Trajectory (LT). Metode mengkomunikasikann materi yang bersifat abstrak kepada siswa caranya dengan memancing dengan stimulus dan  memberdayakan siswa. sehingga dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi, inisiasi, dsb
Hernestri  bertanya “Apakah mencari identitas juga termasuk berfilsafat?”
Prof. Marsigit menjawab:
Orang yang mencari identitas belum tentu dikatakan berfilsafat. Karena berfilsafat itu adalah kegiatan berpikir yang terjadi secara sadar dalam diri seseorang. Sedangkan orang yang mencari identitas itu bisa terjadi secara sadar maupun tidak. Bisa saja, sekarang ini kita secara tidak sadar sedang mencari identitas. Maka ketika mencari identitas tersebut, sebagian orang tidak bisa mengungkapkan terkait identittas dirinya sendiri.
Tyas bertanya “Metode pembelajaran yang seperti apa yang tidak mengandung perbudakan kepada siswa?”
Prof. Marsigit menjawab:
Metode pembelajaran yang tidak mengandung perbudakan yaitu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk beraktivitas. Selain itu guru mampu memfasilitasi kebutuhan siswa sehingga termotivasi untuk belajar. Memang pada era ini, metode yang sesuai yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Siswa akan terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan mengekslopr apa yang dimilikinya tanpa kekangan.
Diyah bertanya “Apa yang dimaksud PARALOGOS dan ANTINOMY?”
Prof. Marsigit menjawab:
Istilah antinomy pertama diperkenalkan oleh tokoh Immanuel Kant yang artinya suatu kesalahan para dewa. Sedangakan para daksa tidak mengetahui kesalahan tersebut. Hal ini dimisalkan guru di kelas yang melakukan kesalahan atau keliru  dalam mengajarkan siswa konsep materi matematika, dan siswa tidak mengetahui kesalahan tersebut lagipula siswa yang masih kecil itu masih awam.
Deary bertanya “Apakah filsafat juga merupakan ilmu agama?
Prof. Marsigit menjawab:
Dalam beragama identik dengan mengatasi, membimbing, serta mengarahkan hal-hal yang berkaitan dengan dunia dan akhirat. Sedangkan ilmu filsafat merupakan pemikiran manusia yang tertata dengan sintaks benar. Manusia itu memiliki pegetahuan yang terbatas dan begitu juga dengan filsafat yang mungkin tidak bisa mencapai hal yang berbau agama. Segala yang ada di dunia ini itu bersifat relatif, dan yang absolute merupakan segala hal yag berkaitan dengan urusan agama atau urusan kepada postulat ALLAH. Di agama islam, dalam urusan pernikahan memang haruslah seiman, maksudnya antara suami dengan istri beragama islam semua. Karena dengan begitu akan terasa harmonis dan sesuai tuntunan. Hal ini tidak akan membuat kecanggungan antara keduanya yang palah terjadi akan menjadi semakin rekat. Berbeda dengan mereka yang cinta menikah tetapi beda. Ini akan menjadi rumit.

Sekilas tentang POWER NOW

Dosen
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal      : Rabu,  11 November 2015
Tempat                     : Ruang PPG 1
Waktu                       : Pukul 12.40-15.20 WIB
Perkuliahan filsafat pendidikan matematika kali ini tidak diawali dengan tes jawab singkat namun dibersamai oleh 4 orang mahasiswa S3 yang sedang melakukan observasi pembelajaran. Prof. Marsigit memberikan materi mengenai Peradaban Dunia. Berikut pemaparan beliau mengenai apa yang telah berkembang dalam peradaban sekarang ini:

Filsafat bersumber yang ada didunia ini dan alam semesta. Dengan akal pikiran kita mampu menjelajahi dunia se-antero jagad. Kita ketahui bahwa objek kajian filsafat yaitu seluruh dan semua yang ADA dan MUNGKIN ADA. Manusia memiliki keterbatasan dan tidak mampu menyebutkan sifat dari apa yang ada dan mungkin ada tersebut.  Semua sifat itu semilyar pangkat semilyar belum selesai disebutkan. Oleh karena itu manusia melakukan reduksi. Maka dapat dikatakan bahwa sebenar-benar manusia adalah reduksionis. Dalam hal ini, reduksi adalah memilih sifat yang memang bisa diketahui. Sifat tersebut dipilih sesuai dengan tujuan dan jalan ke depan. Membangun pikiran kita itu berarti membangun dunia kita sendiri.
Dalam keseharian kita selalu melakukan aktivitas tentunya dibarengi dengan bersosialisasi dan berinteraksi. Tentunya dalam berinteraksi dapat berjalan statis ataupun dinamis. Seperti suasana kelas ini yang dinamis (ujar Pak Marsigit). Kitapun bersorak dan memang benar bahwa P Mat 12 termasuk kelas yang unik, aktif dan menyenangkan. Kita mampu memberikan contoh hal yang statis yaitu seperti  lahir, mati, dewasa, tua, merupakan ketentuan ALLAH. Sedangkan yang bersifat dinamis yaitu diriku, yang belum selesai aku definisikan diriku yang tadi dan sekarang telah berubah menjadi diriku yang baru.
Kita erat dengan kehidupan nyata dan real adanya. Seorang tokoh yaitu bernama Aristoteles yang membawa aliran filsafat realism atau Aristotelesisme. Kebenarannya dalam pikiran agar ia bisa menjadi ilmu adalah konsisten/koheren. Filsafatnya adalah koherentisme. Kekonsistenan atau koherennya itu berlaku karena terdapat hokum identitas, yaitu I = I. Pikiran itu terkait dengan ruang dan waktu.
Immanuel Kant. Beliau memadukan antara dua argumen yaitu dari   hasil analisis  R. Descartes dan D. Hume. R, Descartes berargumen bahwa tiadalah ilmu jika berdasarkan rasio (rasionalisme) sedangkan oleh D. Hume ditentang bahwa tiadalah ilmu jika tidak berdasarkan pengalaman (filsafat empirisism) yang kemudian Immanuel Kant masukan ke dalam sebuah  buku CPR (Critique of Pure Reason) pada tahun 1671. Immanuel Kant telah menulis buku CPR (Critique of Pure Reason) sebenarnya beliau telah menganalisis dari pertentangan dua dunia antara R. Descartes dan D. Hume maka dari itu terciptanya pembelajaran saintifik. Pembelajaran ini sangat baik digunakan karena mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam melakukan kegiatan. Misalnya dalam menemukan konsep yang sebelumnya harus mencoba kegiatan hingga akhirnya diperoleh rumus itu. Dari uraian tersebut, maka diambil yang bawah sintetiknya dan yang atas yaitu a priorinya. Maka inilah sebenar-benar ilmu menurut Immanuel Kant, yaitu yang bersifat sintetik a priori. A PRIORI dipikirkan dan SINTETIK dicoba. Maka lahirlah metode Saintifik. Maka berfilsafat adalah pikirkan pengalamanmu dan terapkan pikiranmu.
Suatu ketika munculah permasalahan filsafat, yaitu jika sesuatu didalam pikiran untuk menjelaskan kepada orang lain dan jika diluar bagaimana cara untuk umemahaminya. Seorang manusia mampu membuktikannya yaitu bernama Socrates. Beliau mencoba memahami semua yang ada dan mungkin ada tak satupun yang ia ketahui. Maka Socrates mengatakan sebenar-benar diriku adalah tidak mengetahui apapun hampa dan kosong. Pada akhirnya sekitar tahun 1800an seorang  tokoh yaitu Augguste Compte muncul dan mengenalkan istilah BENDUNGAN COMPTE yang mengatakan bahwa untuk membangun dunia, tidaklah perlu filsafat dan agama namun menggunakan metode positif atau saintifik. Hal yang demikian disebut dengan fenomena Compte. Menurutnya, dilihat dari makro dan mikro, untuk membangun dunia ia lebih memilih dunianya daripada akhiratnya. Contoh konkritnya adalah seseorang yang memiliki handphone baru, kemudian ia lalai dalam sholatnya, maka dikatakan bahwa ia telah terkena fenomena Compte.

KONTRADIKSI dan IDENTITAS

Dosen
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal      : Rabu,  2 Desember 2015
Tempat                     : Ruang PPG 1
Waktu                       : Pukul 12.40-15.20 WIB
Seperti biasa, pada perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika kali ini diberlangsungkan tes jawab singkat yang terakhir kalinya. Tidak seperti biasa yang awalnya terdiri dari 50 butir soal namun kali ini sejumlah 71 butir soal. Menjadi sangat mengagetkan ketika semua pertanyaan dan jawaban sudah selesai. Perintah beliau untuk mencoret semua jawaban dari nomer 1 hingga nomer 71. Hal ini menjadi berarti bahwa jawaban kita salah semua (0). Mungkin yang dimaksud  beliau janganlah kita bersombong ria karena kita hanya manusia yang memiliki keterbatasan. Dalam berfilsafat tidaklah cukup hanya dengan tes jawab singkat, karena belajar filsafat itu butuh proses dengan mengkaji berbagai sumber pemaparan.
Berdasarkan tes jawab singkat tadi diperoleh bahwa ada dua hal yaitu kontradiksi dan identitas yang saling berkaitan. Seperti contoh Kontradiksi yaitu gelapnya terang, Realisnya ideal, Tetapnya perubahan. Sedangkan contoh dari Identitas yaitu Tetapnya tetap, berubahnya berubah, Identitasnya identitas, Kontradiksinya kontradiksi, dan Harmoninya harmoni. Kegiatan selanjutnya yaitu menanyakan materi dari tes jawab singkat dengan kajian sebagai berikut.

KONTRADIKSI:
Awalnya akhir dan akhirnya awal
Awal dan akhir yaitu semua yang ada dan yang mungkin ada. Awal dan akhir tidak dapat dipisahkan, awal bisa berada dalam akhir dan akhir bisa berada dalam awal. Misalnya yaitu mahasiswa yang mengikuti perkuliahan awal. Awalnya akhir adalah ketika dosen menutup perkuliahan pertama tersebut. Sedangkan akhirnya awal adalah ketika dosen membuka perkuliahan terakhir tersebut.
Bolehnya tidak boleh dan tidak bolehnya boleh
Segala sesuatu yang ada dan mungkin ada di dunia ini terkait dengan ruang dan waktu. Seperti bolehnya tidak dan tidaknya boleh berelasi dengan ruang dan waktunya sendiri-sendiri. Sebagai contoh: orang yang duduk di jalan raya itu tidak boleh, tetapi orang yang duduk di jalan yang sedang memperbaiki jalan itu boleh.
Disharmoninya harmoni dan harmoninya disharmoni
Disharmoninya harmoni yaitu harmoni yang semu atau setengah setengah. Seperti,  seorang nenek mengaku sehat padahal ia sedang sakit. Sedangkan Harmoninya disharmoni adalah suatu keadaan yang terlihat disharmoni, padahal harmoni. Misalnya, pasutri yang berbicara dengan nada tinggi. Orang awam dan yang tidak biasa mengatakan bahwa keduanya disharmoni. Padahal kenyataannya mereka dalam keadaan harmoni. Hal tersebut mungkin diakibatkan mereka dulunya tinggal di samping rel kereta api, sehingga telah menjadi kebiasaan mereka berbicara dengan nada tinggi.
IDENTITAS:
Harmoninya harmoni
Harmoni yaitu suatu keadaan yang sehat, selaras dan seimbang. Seperti badan kita yang terdiri dari organ-organ yang bekerja bersinergi sesuai dengan peran fungsinya. Hal ini yang menjadikan tubuh kita selalu sehat. Ibarat dunia pendidikan akan harmoni ketika semua komponen yaitu antara siswa, guru, pembelajaran, sarana dan prasarana harmoni.
Dewanya dewa
Dalam berfilsafat terdapat kondisi dimana ayam yang merupakan dewanya cacing ataupun saya dewanya dari adiku. Dewa bersifat referensial diartikan dengan orang yang berkuasa, misalnya adalah guru atau dosen. Guru atau dosen memiliki pangkat atau jabatan yang bervariasi, maka dewanya dewa bagi guru/ dosen yaitu guru/dosen yang pangkat atau jabatannya lebih tinggi.

MENEMBUS RUANG DAN WAKTU

Dosen
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal      : Rabu,  4 November 2015
Tempat                     : Ruang PPG 1
Waktu                       : Pukul 12.40-15.20 WIB
Sudah menjadi hal rutin di mata kuliah filsafat yang dimulai dengan tes jawab singkat. Seperti biasa soal terdiri dari 50 butir yang kali ini berhubungan dengan bagaimana menembus ruang dan waktu.
Memang setiap berakhirnya tes jawab singkat selalu dikoreksi di tempat. Sudah menjadi hal yang wajar ketika kita mendapat nilai 0. Sebenarnya arti nol itu juga penting dimana kita harus bisa berusaha lebih baik lagi dan sebaliknya jika kita mendapat nilai yang sangat tinggi maka waspadalah karena itu sebuah godaan yang nantinya mungkin akan membawa kepada kesombongan.
Seperti biasa setelah kita rampung tes jawab singkat kita diberi kesempatan untuk bertanya melalui pendapat kita di kertas yang kemusian akan dibacakan oleh beliau. Terdapat banyak pertanyaan dijawab Adapun pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh beberapa mahasiswa dan jawaban olediantaranya sebagai berikut:

Elfrida bertanya “Bagaimana membangun filsafat pada seseorang yang sebelumnya belum pernah mengenal filsafat? bagaimana mengenalkan filsafat pada seseorang yang tidak menempuh kuliah atau yang tidak mendapatkan materi filsafat?”
Kita di masyarakat tidka ada kata terlambat untuk belajar. Sesungguhnya belajar filsafat itu terletak pada pikiran kita. Seseorang yang awam dan belum pernah sekalipun belajar filsafat memang bingung namun sebenarnya filsafat itu juga ada di sekeliling kita dengan algoritma dan sintaks yang urut. Seperti kita melakukan aktivitas, memasak, mandi, mencuci dll. Yang nantinya akan melatih kita dalam berlogika, berpikir kritis dan visioner.
Mu’ahid bertanya  “Apa yang dimaksud dengan SKEPTISISME?”
Dalam filsafat, terdapat sifat keragu-raguan yang dialami manusia. Biasanya kita sebut dengan Skeptis, fenomena ini dialami oleh rene Descartes, awal mula dia bermimpi dan mimpinya sangat nyata dan dia tidak bisa membedakan antara mimpinya dan kenyataaan, kondisi Prancis di sana sedang musim salju dan hanya terlihat putih menutupi semuanya. Sehingga konteksnya menjadi homogen, berbeda dengan di Indonesia yang bervariasi. Dia ingin mencari kepastian, karena da masih ragu-ragu. Semua yang dilihat tidak dapat dipercaya termasuk Tuhan. Pada akhirnya dia menemukan Tuhan dengan belum mempercayai dulu atau meragukannya. Menemukan bahwa aku  ini sedang bertanya, itu membuktikan bahwa aku itu ada, saya jika berpikir maka saya ada.
Deary bertanya “Apakah yang dimaksud TRANSENDEN?”
Transenden merupakan suatu sifat yang ada di dimensi di atasnya. Misalnya Ayam itu dewanya cacing maka sifat ayam transenden pada cacing. Cacing tidak menyadari sifat ayam. Pada kehidupan, Pak Rektor transenden bagi mahasiswa, begitu juga Dosen transenden bagi mahasiswa. Kita mengetahui sedikit sifat dosen, tetapi dosen mengetahui banyak tentang mahasiswa begitu jua pak Rektor.
Ilma bertanya “Adakah aturan dalam berfilsafat?”
Kita berfilsafat harus sesuai norma yang berlaku dan prinsip yang dipegang. Kita selama ini belajar dan membahas mengenai filsafat. Oleh karena tata cara berfilsafat tak berhingga banyaknya, maka kita bagaikan anak ayam yang menginjak-injak lumbung padi.
Rita bertanya “Apa pentingnya calon pendidik untuk belajar filsafat?”
Sebagai calon pendidik dan para pendidik haruslah memiliki dasar dan fondasi untuk belajar filsafat. Karena dunianya siswa itu adalah dunianya menjawab salah. Salah satu aliran filsafat yang penting dipahami bagi calon pendidik adalah fallibisme. Dengan adanya filsafat fallibism menyadarkan kita bahwa siswa menjawab salah itu adalah benar.
Dalam dunia filsafat, terdapat suatu istilah yaitu Falibism yang artinya bahwa  salah itu benar. Hal ini yang menjadi pertanyaan, kok bisa? Hal ini di maksudkan ketika dalam kehidupan di sekolah, terdapat siswa yang mendapat nilai ulangan harian nol (0) karen salah menjawab semua pertanyaan guru. Ternyata bahwa dia salah menjawab itu bener-bener salah. Kita ketahui bahwa dunia anak-anak tidak terlepas dari dunianya menjawab salah. Jadi jangan sekali kali guru memarahi siswanya sapa tahu gurunya tidak mengerti filsafat. Manfaat dari falibism untuk tidak menyombongkan dirinya atas nilai itu.
Rima bertanya “Nilai kebenaran dalam filsafat itu ditentukan dari mana?”
Nilai kebenaran dalam filsafat dapat ditentukan dari apa yang ada dan mungkin ada dalam dimensi ruang dan waktu. Misalnya, kebenaran diriku adalah subjektif, kebenaran kita adalah objektif, kebenaran didalam pikiran adalah ideal, kebenaran kapital adalah modal, kebenaran utilitarian adalah asas manfaat, kebenaran spiritual adalah firman Tuhan, dan lain sebagainya.
Anggara bertanya “Apakah filsafatnya dari bilangan 0 (nol)?”
Filsafat dari nol yaitu identik dengan nihilism, yang artinya ketiadaan atau hampa. Pada akhirnya manusia itu mengalami ketiadaan (hampa). Nihilsm berarti suatu ketiadaan atau kehampaan. Sebenar benarnya manusia itu hampa atau ketiadaan agar hidup mereka bahagia. Erat kaitannya dengan masalah agama, pada agama ada beberapa ketentuan yaitu Tiada nafsu, tiada amarah, tiada cita-cita hingga mereka bisa naik dan terbang ke nirwana. Kita lihat bahwa angka nol itu tidak terputus dan akan selalu terhubung, itu yang menandai suatu kesempurnaan.
Winda bertanya, “Apakah yang dimaksud TELEOLOGY dalam ruang dan waktu?”
Immanuel Kant membahas mengenai masa depan atau pikiran yang visioner dalam bukunya yang berjudul “TELEOLOGY”. Diperoleh poin bahwa masa depan dapat diproyeksikan dari zaman sekarang.
Tangguh (saya sendiri) bertanya “Apa hubungan antara filsafat dengan Tuhan?”
Pada hakikatnya, filsafat adalah pikiran dalam kepala dan adanya agama adalah hati. belum semuanya yang ada di dunia ini bisa selesai untuk didefinisikan. Misalnya definisi cinta dari suami kepada istrinya. Sehebat-hebat pikiran manusia tidak akan mampu mengetahui relung-relung hatinya. Setinggi-tinggi manusia tidak akan mampu mengetahui takdir tuhan. Dunia ini berstruktur dan bersinergis, maka janganlah kita menyombongkan diri untuk mengetahui segalah rahasia tuhan.

Bersembunyi Dibalik Ketersiratan

Dosen: 
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal  : Rabu, 21 Oktober 2015
Tempat                : Ruang PPG 1
Waktu                  : Pukul 12.40-15.20 WIB
Di semester ini, kami belajar filsafat, sedikit membingungkan dan banyak yang membuat bingung, artinya filsafat yang saya pelajari tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dalam belajar filsafat kita harus memahaminya karena berusaha menembus ruang dan waktu. Seperti pada elegi-elegi di blog pak Marsigit, materinya memiliki dasar dan terpercaya. Falibism atau materi yang ada benar benar ada tokoh dan alirannya tidak omong kosong semata. Orang awam melihat filsafat hanya menyepelekan karena beranggapan bahwa orang filsafat bisanya membolak balikan kata. Sebenarnya belajar filsafat harus sebenar-benar menuntut ilmu karena filsafat itu memiliki sifat tersembunyi atau metafisik yang perlu analogi dan logika untuk mencarinya.

KULIAH PERTAMA FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA


Dosen: 
Prof. Dr. Marsigit, M. A
Hari dan tanggal  : Rabu, 16 September 2015
Tempat                : Ruang PPG 1
Waktu                  : Pukul 12.40-15.20 WIB
Mengenal Filsafat dengan Analogi
Dipandang dari filsafat umumnya yaitu juga banyak, seperti filsafat pendidikan , filsafat seni, filsafat budaya dll. Sedangkan dipandang dari segi pendidikan, filsafat ada beraneka ragam, dari filsafat pendidikan matematika, filsafat pendidikan biologi, filsafat pendidikan, filsafat pendidikan olahraga, filsafat pendidikan kelautan dsb. Filsafat utara mengkaji mengenai negara industri sedangkan filsafat selatan mengenai negara berkembang.
Materi pertama pada kuliah pertama filsafat pendidikan matematika yaitu tentang “ yang ada dan yang mungkin ada”. Memang bahasan dalam filsafat hanya sebatas yang ada dan yang mungkin ada.
Banyak sekali yang kita ketahui dan ada seperti komputer, sepda motor, buku, onde-onde, juga sebaliknya masih banyak lagi yang kita tidak ketahui seperti panjang, pendek, cinta, jauh, dekat dll. Namun sebenarnya ada hal yang berpotensi untuk kita ketahui yaitu kita sebut “ yang mungkin ada ”. Perlu diketahui bahwa praktik filsafat menggunakan hal-hal yang ada di alam semesta ini. Jadi apapun bentuknya dapat menjadi media untuk belajar. Misalnya mengetahui bagaimana proses dari yang mungkin ada menjadi ada, Pak Marsigit memberi pertanyaan tanggal berapa cucunya lahir. Pada kondisi ini memang masih belum diketahui atau belum ada dipikiranmu. Setelah itu sepertinya beliau akan memberitahui siapa nama cucunya, nah saat-saat ini lah yang bisa kita sebut yang mungkin ada. Proses memberitahu nama cucu beliau dianalogikan seperti orang menerima wahyu dari baginda raja. Wahyu dapat kita artikan sebagai ilmu pengetahuan yang dapat kita peroleh kapan saja dan dimana saja. Pada konteks praktik kali ini berarti kita akan mendapatkan wahyu tanggal lahir cucunya Pak Marsigit. Adapun wahyunya yaitu “ 24 Desember 2011 ”. Jadi obyek filsafat membahas mengenai yang ada dan yang mungkin ada.
Filsafat itu dipelajari dengan metode “prinsip hidup” dan menggunakan bahasa “analog“ yang derajatnya lebih tinggi daripada kiasan.
Penilaian kuliah ada yang perlu ada yang cukup. Mengikuti kuliah itu sebagai suatu yang “perlu” sedangkan penilaian komen di blog adalah suatu yang “cukup”. Komen yang baik yaitu ketika beliau tertarik membacanya, karena kreatif, melenceng, berbeda dll. Maka dari itu, dalam mengikuti perkuliahan maupun mengumpulkan poin untuk komen harus didasari dengan hati yang ikhlas dan bersyukur.