Selasa, 17 Februari 2015

Refleksi Kuliah Pertama Ethnomatematika

Refleksi Kuliah Pertama Ethnomatematika
Oleh Tangguh Yudho Pamungkas (12301241021)
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA.
10 Februari 2015

Hal pertama yang telah saya lakukan adalah dengan mengetik “Marsigit” pada kolom search Google.co.id dan dan dengan mengetikkan kata kunci tersebut maka empat website yang ditugaskan juga sudah muncul. Seperti biasa, powermathematics.blogspot.com ada di urutan paling atas, saya sengaja membuka website ini pada akhir searching.
Semula saya membuka staff.uny.ac.id/dosen/prof-dr-marsigit-ma dan mendownload apa saja yang ada di dalamnya. Sepertinya hanya itu saja yang saya lakukan pada website pertama. Saya berlanjut ke website kedua yaitu uny.academia.edu/MarsigitHrd dan ternyata untuk mendownload silabus harus dengan memilik akun sedangkan saya belum memiliki akun sehingga saya membuat akun academia kemudian memfollow dan mendownload. Setelah itu saya berlanjut ke website ketiga, yaitu id.linkedin.com/pub/marsigit-dr-ma dan saya membuat akun linkedin berlanjut dengan melihat-melihat isi di dalamnya. Ternyata ada website-website selain yang ditugaskan. Saya tetap membukanya hingga saya anggap cukup.
Hal terakhir yang saya lakukan adalah membuka blog  yang sudah tidak asing lagi yaitu powermathematics.blogspot.com/  dan mulai merefleksi setidaknya pada semester ini saya sudah merefleksi 16 tulisan. Dari tulisan yang ada, terdapat satu tulisan yang menurut saya cukup menarik yaitu Elegi Permintaan Murid terhadap Guru. Tulisan ini saya baca teliti dari kata demi kata dan saya paham bahwasannya selain kita mengajar peserta didik, kita harus mengetahui kondisi mental mereka serta kemauan mereka dalam pembelajaran yang akan diterapkan. Ketika yang mereka inginkan tidak dapat kita turuti dan lebih memilih “terserah yang saya lakukan” maka kegiatan pembelajaran tentu tidak akan berjalan harmonis, artinya di dalamnya dimungkinkan proses transfer ilmu tidak berjalan lancar.
Tidak hanya judul tersebut yang membuat saya tertarik, ada satu lagi yaitu “Kutarunggu Menjunjung Langit”. Dalam tulisan tersebut terdapat sesuatu yang dialamatkan kepada orang yang sombong terhadap ilmu yaitu orang yang sudah merasa cukup dengan yang telah didapat. Jangan sampai dengan sikap cepat puas tersebut kita bagaikan katak dalam tempurung. Dan dari tulisan tersebut saya lebih memahami pepatah “Never stops learning because life never stops teaching.”
Pertanyaan:

Bagaimana cara mengetahui apa yang diinginkan siswa dalam pembelajaran, apakah hanya dengan melontarkan pertanyaan “Apa yang kalian inginkan?” ?